Ketika Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI Rate), keputusan ini sering kali memunculkan pertanyaan bagi para investor: apakah waktu yang tepat untuk memilih investasi reksa dana atau langsung berinvestasi di saham? Penurunan BI Rate membawa berbagai implikasi bagi pasar modal dan reksa dana, khususnya pada sektor-sektor tertentu yang sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga.
Di artikel ini fima akan membahas secara mendalam bagaimana menyesuaikan pilihan investasi Anda saat BI Rate turun, agar dapat memaksimalkan peluang pertumbuhan aset.
Mengapa Penurunan BI Rate Berpengaruh Besar ke Investasi?
BI Rate adalah acuan suku bunga utama yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Ketika BI menurunkan suku bunga ini, artinya biaya pinjaman menjadi lebih murah dan pergerakan modal pun menjadi lebih dinamis. Dampaknya biasanya terasa langsung di pasar saham dan reksa dana.
Penurunan suku bunga umumnya diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan membuat biaya kredit lebih terjangkau bagi perusahaan dan individu. Ini memengaruhi kinerja perusahaan, terutama yang beroperasi di sektor perbankan dan properti, sehingga saham mereka cenderung naik nilainya.
Selain itu, reksa dana yang mengandung saham-saham dari sektor tersebut juga bisa memberikan imbal hasil yang menarik.
Perbandingan Investasi: Reksa Dana vs Saham Saat BI Rate Turun
Untuk melihat lebih jelas ini perbandingannya:
Keuntungan Investasi Saham Langsung
Investasi saham secara langsung memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih besar, khususnya ketika suku bunga turun dan sentimen pasar menjadi positif. Sektor-sektor seperti perbankan besar (big banks) dan properti biasanya menjadi sorotan karena:
- Penurunan biaya bunga dapat meningkatkan profitabilitas bank dan perusahaan properti.
- Saham perusahaan-perusahaan besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA), serta PT Bumi Serpong Damai (BSDE) sering kali merespons positif perubahan suku bunga.
- Investor bisa memanfaatkan fluktuasi harga saham secara aktif untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek maupun menengah.
Namun, berinvestasi saham langsung membutuhkan waktu, pengetahuan, dan kesabaran untuk melakukan riset mendalam agar memilih saham dengan potensi terbaik. Volatilitas pasar juga bisa menimbulkan risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana.
Keunggulan Investasi Reksa Dana
Reksa dana adalah instrumen investasi yang mengumpulkan dana dari banyak investor dan dikelola oleh manajer investasi profesional. Saat BI Rate turun, reksa dana saham yang fokus pada sektor-sektor sensitif terhadap suku bunga bisa memberikan keuntungan menarik tanpa perlu Anda mengelola secara aktif.
Beberapa alasan mengapa reksa dana bisa jadi pilihan tepat saat suku bunga turun:
- Diversifikasi portofolio otomatis: Mengurangi risiko karena dana tersebar ke banyak saham.
- Pengelolaan profesional: Manajer investasi akan menyesuaikan komposisi portofolio sesuai kondisi pasar dan ekonomi.
- Cocok bagi investor pemula yang belum siap mengelola saham sendiri.
- Bisa memberikan imbal hasil yang kompetitif, terutama pada reksa dana indeks yang mengikuti performa saham big caps.
Reksa dana juga cenderung memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan saham langsung, membuatnya sesuai untuk investor dengan profil risiko moderat hingga konservatif.
Sektor Mana yang Paling Diuntungkan Saat BI Rate Turun?

Penurunan suku bunga sangat menguntungkan sektor perbankan dan properti. Mengapa? Karena dua sektor ini sangat bergantung pada kondisi suku bunga.
- Sektor Perbankan: Bank mendapatkan manfaat dari penurunan biaya dana (cost of funds), yang meningkatkan margin bunga bersih. Hal ini berpotensi menaikkan pendapatan dan laba bank, sehingga saham bank cenderung mengalami kenaikan.
- Sektor Properti: Dengan bunga kredit yang lebih rendah, permintaan akan pembelian properti biasanya meningkat, meningkatkan pendapatan perusahaan pengembang properti.
Saham-saham seperti PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Ciputra Development (CTRA), hingga PT Summarecon Agung (SMRA) menjadi pilihan yang menarik saat BI Rate turun.
Bagaimana Memilih Antara Reksa Dana dan Saham Saat BI Rate Turun?
Beberapa tips yang bisa Anda lakukan yaitu:
Pertimbangkan Profil Risiko dan Waktu Investasi
- Jika Anda seorang investor yang mengutamakan potensi keuntungan lebih besar dan siap menghadapi fluktuasi pasar, investasi langsung di saham sektor perbankan dan properti bisa sangat menguntungkan.
- Namun, jika Anda menginginkan investasi yang lebih terdiversifikasi dan dikelola profesional dengan risiko lebih rendah, reksa dana saham merupakan alternatif yang lebih aman.
Akses dan Waktu Pengelolaan
Saham membutuhkan waktu dan perhatian lebih untuk memantau pergerakan harga dan berita pasar. Sebaliknya, reksa dana memungkinkan Anda berinvestasi tanpa harus terjun langsung ke pasar saham setiap hari.
Potensi Reksadana Indeks Saat BI Rate Turun
Selain reksa dana saham konvensional, reksa dana indeks juga layak dipertimbangkan. Reksa dana indeks mengikuti kinerja indeks pasar saham utama, sehingga memberikan eksposur luas pada saham-saham big caps.
Saat BI Rate turun, reksa dana indeks dengan porsi besar di saham bank dan properti sering menunjukkan performa yang menarik karena mengikuti tren positif pasar modal. Ini bisa menjadi solusi bagi investor yang ingin mendapatkan imbal hasil optimal tanpa memilih saham satu per satu.
Pakai M-STOCK untuk Kemudahan Investasi Saham Anda
Dengan M-STOCK by Mirae Asset, investasi saham menjadi lebih mudah dan terjangkau untuk semua orang! Aplikasi kami dirancang untuk membantu Anda mengelola portofolio saham dengan cepat dan efisien. Dapatkan akses real-time ke data pasar, analisis mendalam, dan berbagai fitur canggih yang akan memandu keputusan investasi Anda. Klik gambar di bawah untuk download aplikasinya.
Ingin Investasi Reksa Dana dengan Mudah?
Gunakan aplikasi Navi dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang akan memudahkan Anda untuk melakukan investasi reksa dana dengan cepat dan mudah. Klik gambar berikut untuk mendownloadnya sekarang.
Penutup
Keputusan untuk memilih antara reksa dana atau saham langsung ketika BI Rate turun sangat bergantung pada tujuan investasi, toleransi risiko, dan waktu yang Anda miliki untuk mengelola investasi.
- Jika Anda ingin potensi keuntungan lebih besar dan mampu mengelola risiko serta waktu dengan baik, saham sektor perbankan dan properti bisa menjadi pilihan tepat.
- Namun, bagi investor yang menginginkan kemudahan pengelolaan, diversifikasi risiko, dan pengelolaan profesional, reksa dana saham atau indeks menjadi opsi yang sangat layak.
Penurunan BI Rate biasanya membuka peluang bagus di pasar modal, terutama bagi saham dan reksa dana yang terpapar sektor bunga sensitif. Dengan memahami karakteristik kedua instrumen ini, Anda bisa membuat keputusan investasi yang lebih matang dan sesuai dengan kebutuhan finansial. Semoga artikel ini bermanfaat ya.