Saat ini investasi saham menjadi salah satu pilihan yang menarik bagi banyak orang karena potensi keuntungannya yang tinggi. Tetapi, di balik peluang besar tersebut, terdapat berbagai risiko yang bisa mempengaruhi hasil investasi, salah satunya adalah delisting saham.
Dalam dunia pasar modal, delisting bisa berdampak besar,bukan hanya pada perusahaan yang bersangkutan, tetapi juga pada investor yang memiliki saham di perusahaan tersebut.
Lalu, apa itu delisting saham? Di artikel ini fima akan mengulas secara lengkap mengenai pengertian, jenis-jenis delisting saham, serta dampaknya bagi investor.
Memahami Apa Itu Delisting Saham
Delisting saham merupakan sebuah proses penghapusan saham perusahaan dari daftar perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penghapusan ini bisa terjadi karena keputusan perusahaan itu sendiri atau karena tindakan dari BEI.
Setelah proses delisting, saham yang sebelumnya diperdagangkan di bursa tidak lagi tersedia untuk diperdagangkan oleh publik. Bukan hanya itu, perusahaan yang melakukan delisting akan terbebas dari kewajiban-kewajiban yang biasanya dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di bursa, seperti kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala.
Walaupun delisting sering dikaitkan dengan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan, hal ini tidak selalu terjadi. Karena faktanya di beberapa perusahaan mungkin memilih untuk melakukan delisting secara sukarela karena alasan tertentu, seperti perubahan strategi bisnis atau keputusan untuk beroperasi sebagai perusahaan tertutup.
Jenis-Jenis Delisting Saham

Delisting saham tidak hanya terjadi karena faktor-faktor yang sama, melainkan ada dua jenis delisting yang perlu dipahami oleh para investor. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai dua jenis delisting yang umumnya terjadi di pasar modal.
Forced Delisting Yaitu Delisting Paksa oleh BEI
Forced delisting merupakan penghapusan saham secara paksa oleh BEI karena saham tersebut tidak memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh bursa.
Hal ini sering terjadi pada saat perusahaan mengalami penurunan kinerja yang signifikan dan tidak bisa lagi memenuhi standar pencatatan yang berlaku di pasar modal.
Contohnya, perusahaan gagal memberikan laporan keuangan tepat waktu atau mengalami penurunan nilai yang drastis sehingga mempengaruhi kelayakan saham tersebut untuk terus diperdagangkan.
Dalam kasus forced delisting, saham yang terhapus dari bursa tidak lagi dapat diperdagangkan oleh publik.
Makanya ini menyebabkan kerugian besar bagi investor yang memegang saham tersebut, terutama jika perusahaan tidak mampu mengatasi masalah yang ada.
Voluntary Delisting Yaitu Delisting Sukarela oleh Emiten
Sebaliknya, voluntary delisting terjadi pada saat perusahaan memilih untuk menghapuskan sahamnya dari bursa secara sukarela.
Alasan di balik keputusan ini beragam, mulai dari kebangkrutan, merger dengan perusahaan lain, hingga keputusan perusahaan untuk beralih menjadi perusahaan tertutup. Dalam konteks ini, perusahaan yang melakukan voluntary delisting akan melakukan pembelian kembali saham yang telah terdaftar di bursa, yang dikenal dengan istilah buyback.
Voluntary delisting bisa menjadi keputusan strategis dari perusahaan, terutama kalau mereka ingin fokus pada pengembangan bisnis tanpa harus terikat dengan kewajiban yang datang dengan status sebagai perusahaan publik.
Tetapi, bagi investor yang mempunyai saham di perusahaan tersebut, keputusan ini sering kali membuat mereka berada dalam posisi yang kurang menguntungkan, karena mereka harus menjual sahamnya kembali ke perusahaan dengan harga yang ditentukan.
Dampak Delisting Saham bagi Investor

Delisting saham tentu membawa dampak yang cukup signifikan bagi para investor. Di mana setelah delisting, saham yang telah dihapus dari bursa tidak lagi dapat diperjualbelikan di pasar terbuka.
Ini artinya investor kehilangan kesempatan untuk menjual saham mereka di pasar modal, yang merupakan salah satu cara utama untuk merealisasikan keuntungan investasi.
Berikut ini merupakan beberapa dampak yang dapat dirasakan oleh investor setelah terjadinya delisting saham.
Likuiditas yang Hilang
Pertama yaitu, hilangnya likuiditas. Investor yang sebelumnya bisa menjual sahamnya di pasar bursa, kini harus mencari alternatif lain untuk melepaskan saham yang telah terhapus. Biasanya, ini bisa dilakukan melalui pasar negosiasi atau dengan menjual kembali saham ke emiten yang melakukan delisting.
Tetapi, dalam beberapa kasus, saham yang terhapus dari bursa mungkin tidak memiliki nilai yang tinggi atau bahkan tidak bernilai sama sekali, terutama jika perusahaan mengalami kebangkrutan.
Maka dari itu, investor mungkin harus menunggu lebih lama atau bahkan kehilangan sebagian besar nilai investasi mereka.
Potensi Kerugian Besar
Selanjutnya yaitu potensi kerugiannyapun bisa tinggi karena pada saat perusahaan delisting, ada kemungkinan besar bahwa nilai saham akan menurun atau bahkan hilang sepenuhnya.
Proses likuidasi perusahaan yang terdelisting, yang biasanya dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban utang perusahaan, sering kali tidak memberikan hasil yang cukup bagi investor.
Kenapa begitu? Karena investor berada di urutan terakhir dalam proses likuidasi, dana yang tersisa setelah membayar utang dan kewajiban lainnya sering kali tidak cukup untuk mengembalikan dana yang telah diinvestasikan.
Proses Likuidasi yang Panjang
Proses likuidasi dari perusahaan yang delisting bisa memakan waktu cukup lama.
Umumnya, perusahaan akan menjual aset yang dimilikinya untuk memenuhi kewajiban utang. Tetapi, karena investor berada di urutan terakhir, mereka harus menunggu sampai seluruh kewajiban lainnya terpenuhi.
Dalam banyak kasus, dana yang diperoleh dari likuidasi sering kali sudah habis untuk membayar utang perusahaan, sehingga sedikit atau bahkan tidak ada uang yang tersisa untuk dibagikan kepada pemegang saham.
Apa yang Harus Dilakukan Investor Jika Terjadi Delisting Saham?

Kalau Anda adalah seorang investor yang sahamnya terdelisting, Anda mempunyai beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan untuk mengurangi kerugian atau memaksimalkan peluang yang ada. Berikut ini merupakan beberapa langkah yang bisa Anda ambil.
Menjual Saham di Pasar Negosiasi
Opsi pertama untuk investor adalah menjual saham yang terdelisting di pasar negosiasi.
Pasar negosiasi merupakan tempat di mana saham diperjualbelikan secara langsung antar individu, walaupun tetap diawasi oleh BEI. Proses transaksi di pasar negosiasi ini dilakukan secara individu, namun investor tetap harus melalui perusahaan sekuritas untuk melakukan jual beli.
Menahan Saham dan Menunggu Relisting
Selanjutnya, Anda bisa menahan saham dan menunggu kemungkinan adanya relisting.
Walaupun peluang ini tergolong kecil, beberapa perusahaan yang terdelisting kadang memiliki kemungkinan untuk kembali terdaftar di bursa setelah melakukan perbaikan yang signifikan.
Menjual Kembali Saham ke Emiten
Kalau delisting terjadi secara sukarela (voluntary delisting), investor mempunyai hak untuk menjual kembali saham mereka kepada perusahaan melalui mekanisme buyback.
OJK sudah mengatur dengan jelas bahwa emiten wajib membeli kembali saham yang terdelisting, yang memberikan perlindungan kepada investor ritel.
Pencegahan yang Dapat Dilakukan Investor Sebelum Terjadinya Delisting Saham
Walaupun delisting saham merupakan risiko yang tidak dapat diprediksi sepenuhnya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh investor untuk mengurangi kemungkinan terkena dampak negatif dari delisting.
Dengan pendekatan yang lebih hati-hati dan proaktif, investor dapat memitigasi kerugian yang mungkin timbul akibat delisting. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil oleh investor:
- Diversifikasi Portofolio: Diversifikasi adalah salah satu strategi investasi yang paling efektif untuk mengurangi risiko. Dengan menyebar investasi ke berbagai saham dari sektor yang berbeda, investor dapat meminimalkan potensi kerugian jika satu saham mengalami masalah besar yang mengarah pada delisting. Jangan hanya fokus pada satu saham atau satu sektor saja; diversifikasi dengan memasukkan berbagai jenis instrumen investasi—seperti obligasi, reksa dana, atau saham dari perusahaan yang lebih stabil—dapat membantu menjaga keseimbangan portofolio dan mengurangi dampak negatif dari terjadinya delisting pada saham tertentu.
- Memantau Kinerja Perusahaan Secara Rutin: Investor perlu aktif memantau kinerja perusahaan yang sahamnya mereka miliki. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan selalu mengikuti laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Jika perusahaan mengalami penurunan kinerja atau tidak memenuhi persyaratan bursa, ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan sedang dalam masalah dan mungkin akan menghadapi risiko delisting. Memahami rasio keuangan, laporan laba rugi, serta informasi terkait lainnya dapat memberikan wawasan apakah perusahaan tersebut berisiko terdelisting dalam waktu dekat.
- Mengikuti Berita dan Perkembangan Terkait Emiten: Selain laporan keuangan, investor juga perlu mengikuti berita dan informasi lain yang terkait dengan perusahaan, seperti perubahan manajemen, kebijakan pemerintah, atau peraturan baru yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Jika ada indikasi bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan atau melakukan keputusan strategis yang dapat mengarah pada delisting, investor bisa mempertimbangkan untuk menjual saham mereka sebelum terlambat.
- Menggunakan Alat Analisis dan Peringatan Risiko: Banyak perusahaan sekuritas dan platform investasi yang menawarkan alat analisis dan peringatan risiko untuk membantu investor memantau potensi masalah yang mungkin dihadapi oleh saham-saham yang mereka miliki. Menggunakan alat ini dapat memberikan informasi lebih cepat tentang potensi masalah yang dapat berujung pada delisting, sehingga investor dapat mengambil langkah preventif lebih awal.
Forum Diskusi Saham dari Fima
Dapatkan wawasan investasi saham yang mendalam dan terpercaya di Forum Diskusi Saham dari Fima. Bergabunglah dengan komunitas kami untuk berbagi strategi, analisis pasar, dan tips investasi dari para ahli dan investor berpengalaman. Klik gambar di bawah ini untuk bergabung dengan forumnya.
Pakai M-STOCK untuk Kemudahan Investasi Saham Anda
Dengan M-STOCK by Mirae Asset, investasi saham menjadi lebih mudah dan terjangkau untuk semua orang! Aplikasi kami dirancang untuk membantu Anda mengelola portofolio saham dengan cepat dan efisien. Dapatkan akses real-time ke data pasar, analisis mendalam, dan berbagai fitur canggih yang akan memandu keputusan investasi Anda. Klik gambar di bawah untuk download aplikasinya.
Penutup
Itulah ulasan seputar apa itu delisting saham, jenis, dampak, dan juga tahap pencegahan yang bisa dilakukan oleh investor. Semoga bermanfaat ya.
Sumber gambar utama: linkedIn