Short selling merupakan salah satu strategi investasi yang memungkinkan para investor untuk mendapatkan keuntungan bahkan ketika pasar sedang dalam tren penurunan atau bearish.
Di Indonesia sendiri, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengeluarkan peraturan baru untuk mengimplementasikan transaksi short selling. Nah, peraturan ini memberikan kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi dalam pasar saham dengan cara yang berbeda dari investasi tradisional.
Di artikel ini, fima akan membahas secara mendalam apa itu short selling, bagaimana prosesnya, apa saja risiko yang terkait, dan aturan terbaru terkait transaksi ini di pasar saham Indonesia.
Memahami Apa Itu Short Selling
Short selling merupakan transaksi jual beli saham atau efek yang dilakukan tanpa mempunyai saham yang dijual pada awal transaksi. Pada mekanisme ini, nantinya investor akan meminjam saham dari pihak lain untuk kemudian menjualnya di pasar dengan harga tinggi, dan berencana untuk membeli kembali saham tersebut pada harga yang lebih rendah di masa depan.
Keuntungan dari short selling berasal dari selisih antara harga jual awal dan harga beli kembali yang lebih rendah. Strategi ini umumnya digunakan oleh investor ketika mereka memperkirakan bahwa harga saham akan turun. Dengan kata lain, short selling merupakan salah satu cara untuk berinvestasi dalam kondisi pasar yang sedang bearish atau menurun.
Proses Short Selling Bekerja

Adapun proses short selling sendiri yaitu sebagai berikut:
- Peminjaman Saham: Investor meminjam saham dari pemilik saham, seperti lembaga keuangan atau investor lain.
- Penjualan Saham di Pasar: Setelah saham dipinjam, investor menjual saham tersebut di pasar dengan harapan harga saham akan turun.
- Membeli Kembali Saham: Jika harga saham turun, investor membeli kembali saham tersebut dengan harga lebih rendah.
- Pengembalian Saham: Saham yang telah dibeli kembali dikembalikan kepada pemilik saham.
- Keuntungan: Keuntungan diperoleh dari selisih antara harga jual awal dan harga beli kembali.
Untuk contohnya bisa Anda simak di sini:
- Langkah 1: Investor meminjam 100 saham dan menjualnya seharga Rp 1.000 per saham.
- Langkah 2: Harga saham turun menjadi Rp 800 per saham.
- Langkah 3: Investor membeli kembali saham seharga Rp 800 per saham.
- Langkah 4: Investor mengembalikan saham kepada pemiliknya.
- Keuntungan: Rp 200 per saham (Rp 1.000 – Rp 800).
Aturan Baru Short Selling di Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah resmi memberlakukan dua peraturan penting terkait transaksi short selling yang berlaku sejak 3 Oktober 2024.
Peraturan ini bertujuan untuk mengatur dan memfasilitasi transaksi short selling di pasar saham Indonesia. Dua peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Nomor II-H dan III-I.
Peraturan Nomor II-H dan III-I
- Peraturan Nomor II-H: yaitu mengatur tentang persyaratan dan perdagangan efek dalam transaksi margin dan short selling. Aturan ini menetapkan kriteria ketat terhadap saham yang dapat diperdagangkan dalam transaksi short selling, termasuk kapitalisasi pasar dan tingkat turnover yang tinggi.
- Peraturan Nomor III-I: yaitu membahas mengenai keanggotaan margin dan short selling. Aturan ini menjelaskan mengenai siapa saja yang dapat berpartisipasi dalam transaksi short selling dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh para anggota bursa yang ingin melakukan short selling.
Dengan adanya dua peraturan ini, mekanisme short selling kini resmi berlaku di Indonesia, memungkinkan investor untuk berpartisipasi dalam strategi ini dengan lebih teratur dan terstruktur.
Kriteria Saham yang Dapat Ditransaksikan dalam Short Selling

Bursa Efek Indonesia juga telah menetapkan kriteria ketat untuk saham yang dapat diperdagangkan dalam short selling. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara lain adalah:
- kapitalisasi pasar yang cukup besar
- dan tingkat turnover saham yang tinggi.
Kriteria ini bertujuan untuk memastikan bahwa saham yang diperdagangkan dalam mekanisme short selling cukup likuid dan stabil untuk menghindari volatilitas yang berlebihan.
Selain itu, transaksi short selling juga memerlukan jaminan yang kuat, karena investor meminjam saham dari pihak lain.
Jaminan ini bertujuan untuk melindungi pihak yang meminjamkan saham dan memastikan bahwa saham yang dipinjam akan dikembalikan sesuai ketentuan.
Risiko yang Terkait dengan Short Selling
Walaupun short selling menawarkan peluang untuk meraih keuntungan dalam pasar yang turun, strategi ini juga mempunyai risiko yang cukup tinggi. Beberapa risiko utama yang harus dipahami oleh investor sebelum memutuskan untuk terlibat dalam short selling antara lain:
Risiko Kerugian Tak Terbatas
Pertama yaitu kerugian yang dapat berkembang tak terbatas. Berbeda dengan membeli saham yang dapat turun hingga nol, harga saham yang dijual dalam short selling dapat terus naik tanpa batas.
Ini artinya investor bisa menghadapi kerugian yang jauh lebih besar dari modal awal yang mereka keluarkan.
Ketergantungan pada Prediksi Pasar
Kedua, ketergantungan pada prediksi pasar. Kalau harga saham justru naik daripada turun, investor akan terpaksa membeli kembali saham dengan harga yang lebih tinggi, yang menyebabkan kerugian.
Keterbatasan Saham untuk Dipinjam
Investor yang ingin melakukan short selling harus meminjam saham terlebih dahulu. Namun, terkadang sulit untuk menemukan saham yang tersedia untuk dipinjam, terutama jika saham tersebut jarang diperdagangkan atau memiliki likuiditas yang rendah.
Keuntungan Short Selling di Pasar Bearish
Salah satu keunggulan utama dari short selling yaitu kemampuannya untuk memungkinkan investor meraih keuntungan meskipun pasar sedang dalam tren bearish.
Di mana dalam kondisi pasar yang cenderung menurun, investor biasanya hanya bisa menunggu harga saham kembali naik.
Tetapi, dengan short selling, investor dapat mengambil posisi yang menguntungkan dengan menjual saham pada harga tinggi dan membeli kembali pada harga rendah.
Nah, strategi ini sangat efektif untuk mereka yang dapat menganalisis pergerakan pasar dengan baik dan memiliki kemampuan untuk memprediksi penurunan harga saham.
Tetapi, hal ini juga menuntut keahlian yang lebih mendalam dalam membaca tren pasar dan potensi risiko yang mungkin terjadi.
Forum Diskusi Saham dari Fima
Dapatkan wawasan investasi saham yang mendalam dan terpercaya di Forum Diskusi Saham dari Fima. Bergabunglah dengan komunitas kami untuk berbagi strategi, analisis pasar, dan tips investasi dari para ahli dan investor berpengalaman. Klik gambar di bawah ini untuk bergabung dengan forumnya.
Pakai M-STOCK untuk Kemudahan Investasi Saham Anda
Dengan M-STOCK by Mirae Asset, investasi saham menjadi lebih mudah dan terjangkau untuk semua orang! Aplikasi kami dirancang untuk membantu Anda mengelola portofolio saham dengan cepat dan efisien. Dapatkan akses real-time ke data pasar, analisis mendalam, dan berbagai fitur canggih yang akan memandu keputusan investasi Anda. Klik gambar di bawah untuk download aplikasinya.
Penutup
Short selling adalah salah satu strategi investasi yang dapat memberikan peluang keuntungan di pasar saham, terutama saat pasar sedang mengalami penurunan. Meskipun demikian, strategi ini membawa risiko yang cukup tinggi, terutama jika prediksi pasar meleset. Oleh karena itu, bagi investor yang tertarik untuk memanfaatkan short selling, penting untuk memahami aturan, kriteria, dan risiko yang terlibat, serta memiliki keahlian khusus dalam menganalisis pergerakan pasar. Dengan adanya peraturan baru dari Bursa Efek Indonesia, mekanisme short selling kini dapat dilakukan dengan lebih terstruktur dan teratur, memberikan kesempatan baru bagi para investor yang ingin mengoptimalkan potensi pasar bearish.
Dengan pemahaman yang matang dan strategi yang tepat, short selling dapat menjadi alat yang efektif dalam meraih keuntungan di pasar yang menurun. Namun, selalu ingat untuk melakukan riset yang mendalam sebelum memutuskan untuk terlibat dalam transaksi ini.
Sumber gambar utama: detik.com