Dalam dunia investasi saham, fluktuasi harga adalah hal yang tidak bisa dihindari. Untuk menjaga stabilitas perdagangan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan sistem pembatasan harga saham yang dikenal sebagai Auto Reject Atas (ARA) dan Auto Reject Bawah (ARB). Kedua aturan ini berperan penting dalam mengendalikan kenaikan maupun penurunan harga saham dalam satu hari perdagangan.
Bagi investor, memahami ARA dan ARB dalam saham adalah langkah penting dalam menyusun strategi investasi yang efektif. Dengan memahami batas kenaikan dan penurunan harga saham, investor dapat menghindari risiko besar serta mengambil keputusan investasi yang lebih bijak.
Pada artikel ini, Fima akan membahas secara lengkap mengenai ARA dan ARB, mulai dari pengertiannya, batasannya, hingga manfaatnya bagi investor dan perusahaan.
Memahami ARA dalam Saham
Pertama, kita harus berkenalan dulu dengan apa itu ARA.
Pengertian ARA (Auto Reject Atas)
Auto Reject Atas (ARA) adalah batas maksimal kenaikan harga saham dalam satu hari perdagangan di pasar modal. Ketika harga saham mencapai batas ini, saham tersebut tidak bisa lagi naik hingga perdagangan hari berikutnya.
Batasan ini diterapkan untuk menjaga agar harga saham tidak melonjak secara tidak wajar dalam waktu singkat. Kenaikan harga yang terlalu tinggi dalam sehari bisa mengindikasikan spekulasi yang berlebihan, sehingga pembatasan ini menjadi langkah preventif untuk menjaga stabilitas pasar.
Batas ARA Berdasarkan Harga Saham
BEI menetapkan batasan ARA yang berbeda berdasarkan harga saham. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan batas kenaikan maksimal saham dalam satu hari:
Harga Saham | Batas ARA |
Rp50 – Rp200 | >35% |
Rp200 – Rp5.000 | >25% |
>Rp5.000 | >20% |
Contohnya jika saham suatu perusahaan memiliki harga Rp1.000 per lembar, maka kenaikan maksimal dalam sehari adalah 25%. Jika harga saham naik hingga batas ini, maka pergerakan harga saham tersebut akan otomatis dihentikan hingga hari perdagangan berikutnya.
Mengapa ARA Diberlakukan?
Kenapa ARA harus diberlakukan? Itu semua karena beberapa alasan berikut:
- Mencegah kenaikan harga saham yang terlalu drastis dalam satu hari.
- Menghindari spekulasi yang dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar.
- Melindungi investor dari keputusan investasi yang terlalu impulsif akibat kenaikan harga yang tidak terkendali.
Lalu Apa Itu ARB dalam Saham?
Kedua kita harus berkenalan juga dengan yang namanya ARB dalam saham.
Pengertian ARB (Auto Reject Bawah)
Auto Reject Bawah (ARB) adalah batas penurunan harga maksimal saham dalam satu hari perdagangan. Jika harga saham turun hingga batas ini, maka saham tersebut tidak bisa turun lebih jauh hingga perdagangan hari berikutnya.
ARB diterapkan untuk menghindari penurunan harga saham yang terlalu drastis dalam sehari, yang bisa merugikan investor dan menciptakan kepanikan di pasar modal.
Batas ARB Berdasarkan Harga Saham
Berikut adalah batas penurunan harga saham dalam satu hari yang ditetapkan oleh BEI:
Harga Saham | Batas ARB |
Rp50 – Rp200 | <Rp50 atau <7% |
Rp200 – Rp5.000 | <7% |
>Rp5.000 | <7% |
Sebagai contoh, jika sebuah saham berharga Rp3.000 per lembar, maka penurunan maksimal dalam satu hari adalah 7%. Jika harga saham turun hingga batas ini, perdagangan saham tersebut akan otomatis dihentikan sementara.
Alasan Penerapan ARB
Beberapa alasan kenapa ARB harus diberlakukan yaitu:
- Mencegah kepanikan yang dapat menyebabkan harga saham anjlok secara drastis.
- Melindungi nilai saham agar tidak jatuh terlalu cepat dalam waktu singkat.
- Memberikan kesempatan bagi investor untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka sebelum melakukan aksi jual.
Manfaat ARA dan ARB dalam Saham
Ada beberapa manfaat yang didapatkan saat ARA dan ARB diterapkan, yaitu:
Mengurangi Risiko Fluktuasi Harga yang Ekstrem
Salah satu manfaat utama dari penerapan ARA dan ARB adalah mengurangi risiko perubahan harga saham yang terlalu ekstrem dalam satu hari. Dengan adanya batas ini, investor bisa lebih tenang dalam mengambil keputusan investasi tanpa terpengaruh oleh volatilitas yang berlebihan.
Membantu Investor dalam Analisis Saham
Dengan memahami batas kenaikan dan penurunan harga saham, investor dapat melakukan analisis yang lebih matang sebelum membeli atau menjual saham. Hal ini sangat penting bagi investor pemula yang ingin menghindari risiko tinggi.
Melindungi Nilai Saham Perusahaan
Bagi emiten atau perusahaan yang terdaftar di bursa, sistem ARA dan ARB membantu menjaga stabilitas harga saham mereka. Jika tidak ada batasan ini, harga saham bisa turun secara drastis, yang dapat berdampak negatif terhadap kepercayaan investor dan kinerja perusahaan.
Tips Berinvestasi dengan Memahami ARA dan ARB
Ada beberapa tips investasi yang bisa Anda ikuti dengan memahami ARA dan ARB ini, di antaranya sebagai berikut:
Perhatikan Harga Tawar Saham
Sebelum membeli saham, pastikan untuk memperhatikan harga tawar yang wajar. Hindari membeli saham yang sudah naik tinggi dalam waktu singkat karena kemungkinan besar kenaikan tersebut disebabkan oleh spekulasi.
Pelajari Market Capitalization (Market Cap) Saham
Market cap menunjukkan total nilai pasar dari saham sebuah perusahaan. Jika market cap suatu saham besar, itu menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki fundamental yang kuat dan lebih stabil dalam jangka panjang.
Analisis Fluktuasi Harga Secara Berkala
Melakukan pemantauan terhadap pergerakan harga saham sangat penting untuk menghindari risiko besar. Dengan memahami pola fluktuasi harga, investor dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham.
Evaluasi Prospek Perusahaan
Sebelum berinvestasi dalam suatu saham, penting untuk mengevaluasi prospek bisnis perusahaan tersebut di masa depan. Pastikan perusahaan memiliki model bisnis yang kuat dan potensi pertumbuhan yang baik agar investasi Anda lebih aman.
Dampak ARA dan ARB terhadap Strategi Trading dan Investasi
ARA dan ARB tidak hanya berfungsi sebagai batasan harga, tetapi juga memengaruhi strategi investor dan trader dalam mengambil keputusan.
- Bagi trader harian (day trader): ARA bisa menjadi peluang untuk mendapatkan keuntungan cepat dengan membeli saham sebelum mencapai batas atas. Selain itu ARB bisa menjadi sinyal peringatan untuk menghindari saham yang sedang mengalami tekanan jual tinggi.
- Bagi investor jangka panjang: ARA dapat menunjukkan saham yang sedang diminati pasar, tetapi harus dianalisis apakah kenaikan harga itu didukung oleh fundamental perusahaan. Dan ARB bisa menjadi kesempatan untuk membeli saham bagus dengan harga lebih murah jika penurunan terjadi karena kepanikan, bukan karena kondisi fundamental yang buruk.
Contoh Saham ARA Berkali-kali: COIN & CDIA Melejit Usai IPO
Saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) dan PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) menjadi dua contoh mencolok saham yang mengalami Auto Reject Atas (ARA) berkali-kali dalam waktu singkat setelah melantai di Bursa Efek Indonesia. COIN, yang bergerak di sektor aset kripto, tercatat sudah sembilan kali ARA sejak IPO pada 9 Juli 2025, meski juga sempat mengalami satu kali Auto Reject Bawah (ARB) dan tiga kali suspensi. Pada perdagangan Jumat (25/7/2025), saham COIN kembali melonjak 10% ke level Rp730 saat memasuki hari kedua di papan full call auction (FCA), mencerminkan kenaikan 630% dari harga IPO. Performa spektakuler ini menjadikan COIN sebagai pionir bursa kripto pertama di dunia yang tercatat di pasar modal.
Sementara itu, saham CDIA milik konglomerat Prajogo Pangestu juga menunjukkan performa luar biasa. Setelah terkena suspensi dua hari akibat lonjakan harga, CDIA kembali dibuka pada Jumat (25/7/2025) dan langsung melanjutkan tren positif dengan kenaikan 9,9% ke Rp1.665 pada sesi pertama FCA. Sejak IPO pada tanggal yang sama dengan COIN, CDIA telah melonjak lebih dari delapan kali lipat dan mencetak kapitalisasi pasar sebesar Rp207,9 triliun. Transaksi senilai Rp41,4 miliar yang melibatkan hampir 250 ribu lot menegaskan tingginya minat pasar terhadap saham ini. Fenomena ARA beruntun pada kedua saham ini menunjukkan bagaimana euforia pasar terhadap emiten-emiten baru, terutama yang terkait sektor kripto dan perusahaan milik konglomerat besar.
Pakai M-STOCK untuk Kemudahan Investasi Saham Anda
Dengan M-STOCK by Mirae Asset, investasi saham menjadi lebih mudah dan terjangkau untuk semua orang! Aplikasi kami dirancang untuk membantu Anda mengelola portofolio saham dengan cepat dan efisien. Dapatkan akses real-time ke data pasar, analisis mendalam, dan berbagai fitur canggih yang akan memandu keputusan investasi Anda. Klik gambar di bawah untuk download aplikasinya.
Lakukan Riset Saham Secara Mendalam dan Efektif
Sebelum Anda investasi saham, maka penting untuk Anda melakukan riset terkait saham yang hendak Anda invest. Untuk memudahkan riset Anda bisa menggunakan fitur riset saham dari fima.co.id yang merupakan bagian dari Mirae Asset. Klik gambar di bawah ini untuk melakukan riset sekarang juga.
Penutup
Itulah ulasan singkat seputar ARA dan ARB dalam saham. Di mana ARA berfungsi untuk membatasi kenaikan harga saham dalam satu hari, sementara ARB membatasi penurunan harga saham.
Dengan adanya aturan ini, volatilitas saham bisa dikendalikan, sehingga investor dapat mengambil keputusan yang lebih rasional. Selain itu, sistem ARA dan ARB juga melindungi perusahaan dari perubahan harga saham yang ekstrem, yang dapat berdampak negatif terhadap operasional mereka. Semoga artikel ini bermanfaat ya.
Sumber gambar utama: beritakini.co.id