Investasi saham masih tetap menjadi pilihan menarik di tahun 2025, terutama untuk saham blue-chip seperti PT Astra International Tbk (ASII). Bagi investor pemula, memahami konsep dasar seperti “harga 1 lot saham Astra” sangat penting sebelum terjun ke pasar modal.
Nah, di artikel ini fima akan membahas cara menghitung harga per lot saham ASII per 29 Januari 2025, analisis kinerja terkini, serta prospeknya ke depan. Simak selengkapnya!
Apa Itu 1 Lot Saham dan Bagaimana Menghitungnya?
Berdasarkan ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI), 1 lot saham setara dengan 100 lembar saham. Artinya, membeli 1 lot saham Astra berarti Anda memiliki 100 lembar saham ASII. Aturan ini memudahkan transaksi karena harga saham dihitung per lot, bukan per lembar.
Rumus Menghitung Harga 1 Lot Saham Astra
Untuk mengetahui harga 1 lot saham Astra, Anda hanya perlu mengalikan harga per lembar saham ASII dengan 100. Berikut rumusnya:
- Harga 1 lot = Harga per lembar saham ASII × 100
Contoh Perhitungan Terbaru (29 Januari 2025)
Pada 29 Januari 2025, harga per lembar saham Astra berada di kisaran Rp4.870. Dengan demikian, perhitungannya adalah:
- Rp4.870 × 100 = Rp487.000 per lot
Catatan:
- Harga saham Astra bisa berubah setiap hari tergantung sentimen pasar dan kinerja perusahaan.
- Investor disarankan memantau update harga melalui platform trading atau situs BEI sebelum bertransaksi.
Profil Singkat PT Astra International Tbk (ASII): Kekuatan Diversifikasi Bisnis
PT Astra International Tbk, yang berdiri sejak 1957, telah berkembang menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar ratusan triliun rupiah. Pada 2025, perusahaan tetap menjadi salah satu penggerak utama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkat portofolio bisnisnya yang luas.
Astra menguasai 9 segmen bisnis yang saling mendukung:
- Otomotif (produksi, distribusi, dan layanan purna jual).
- Jasa Keuangan (pembiayaan multiguna dan asuransi).
- Alat Berat & Pertambangan (penyewaan alat konstruksi dan operasi tambang).
- Agribisnis (perkebunan kelapa sawit dan karet).
- Infrastruktur & Logistik (pengelolaan jalan tol dan gudang).
- Teknologi Informasi (solusi digital dan layanan IT).
- Properti (pengembangan properti komersial dan residensial).
- Energi Terbarukan (investasi pada PLTS dan energi hijau).
- Kesehatan (ekspansi ke layanan kesehatan modern).
Diversifikasi ini membuat ASII lebih tahan terhadap gejolak ekonomi.
Sekilas Kinerja Keuangan ASII
Adapun untuk kinerja keuangan ASII secara singkat yaitu sebagai berikut:
Kategori | Detail | Keterangan |
---|---|---|
Pertumbuhan Pendapatan | Mencapai 8% YoY pada Kuartal IV 2024 | Dipicu oleh kinerja positif sektor otomotif dan energi terbarukan. |
Laba Bersih | Kontributor utama: Sektor otomotif & energi terbarukan | Pemulihan ekonomi pasca-inflasi global 2023-2024 mendorong peningkatan efisiensi operasional. |
Frekuensi Dividen | Dividen dibagikan 2 kali dalam setahun | Kebijakan konsisten sejak tahun-tahun sebelumnya, meningkatkan kepercayaan investor. |
Rasio Pembagian Dividen (2024) | 50% dari laba bersih | Menunjukkan komitmen perusahaan untuk memberikan imbal hasil menarik kepada pemegang saham. |
Tren Harga Saham Astra
Per 29 Januari 2025, harga saham Astra berada di level Rp4.870 per lembar, atau Rp487.000 per lot. Harga ini mencerminkan koreksi pasar setelah kenaikan signifikan di akhir 2024. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi di antaranya:
- Kinerja Sektor Otomotif: Kebijakan pemerintah tentang kendaraan listrik (EV) berdampak pada penjualan Astra.
- Ekspansi Energi Terbarukan: Proyek PLTS dan investasi hijau berpotensi meningkatkan valuasi perusahaan.
- Kondisi Makroekonomi: Suku bunga BI dan nilai tukar rupiah memengaruhi sentimen investor.
Beberapa analis memperkirakan harga saham Astra bisa kembali ke level Rp5.500–Rp6.000 per lembar di akhir 2025, seiring pemulihan permintaan domestik dan ekspor.
Panduan Investasi Saham Astra untuk Pemula
Untuk Anda yang baru akan berinvestasi di saham ASII berikut ada panduan singkatnya:
Gunakan Aplikasi Trading Terpercaya
Pantau harga 1 lot saham Astra secara real-time melalui platform seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang bisa Anda dapatkan di playstore ataupun appstore.
Pelajari Analisis Teknikal dan Fundamental
Anda bisa menggunakan analisis teknikal dan juga fundamental seperti berikut:
- Fundamental: Evaluasi laporan keuangan (profitabilitas, utang, arus kas), kebijakan dividen, dan rencana bisnis (ekspansi energi terbarukan/digital).
- Teknikal: Identifikasi pola harga (support-resistance, tren) dan indikator (RSI, MACD) untuk tentukan waktu beli/jual.
Gabungkan keduanya untuk keputusan investasi lebih optimal: fundamental tentukan value, teknikal bantu timing transaksi.
Kelola Risiko dengan Bijak
Alokasikan 10–20% modal ke saham Astra dan terapkan stop loss untuk batasi kerugian. Strategi ini melindungi modal saat pasar fluktuatif.
Manfaatkan Strategi Averaging
Jika harga saham turun ke level Rp4.500–Rp4.800 per lembar, pertimbangkan untuk menambah pembelian (buy the dip).
Lakukan Riset Saham Secara Mendalam dan Efektif
Sebelum Anda investasi saham, maka penting untuk Anda melakukan riset terkait saham yang hendak Anda invest. Untuk memudahkan riset Anda bisa menggunakan fitur riset saham dari fima.co.id yang merupakan bagian dari Mirae Asset. Klik gambar di bawah ini untuk melakukan riset sekarang juga.
Ingin Investasi Reksadana dengan Mudah?
Gunakan aplikasi Navi yang akan memudahkan Anda untuk melakukan investasi reksadana dengan cepat dan mudah. Klik gambar berikut untuk mendownloadnya sekarang.
Apakah Saham Astra Masih Menjanjikan di 2025?
Menghitung harga 1 lot saham Astra hanyalah langkah awal. Yang lebih krusial yaitu memahami prospek bisnis ASII ke depan. Dengan diversifikasi portofolio, komitmen pada energi terbarukan, dan dividen yang stabil, saham Astra tetap layak dipertimbangkan untuk investasi jangka menengah hingga panjang.
Bagi pemula, mulailah dengan modal kecil dan terus tingkatkan pengetahuan tentang analisis saham. Selalu pantau update harga, kebijakan perusahaan, dan kondisi ekonomi untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. Semoga bermanfaat ya.
Sumber gambar utama: LinkedIn