Prospek Saham AALI di 2025: Di Antara Optimisme dan Ancaman Regulasi

Di tengah gejolak industri kelapa sawit, prospek saham AALI (PT Astra Agro Lestari Tbk) menjadi perhatian pelaku pasar.

Setelah mencetak pertumbuhan laba pada 2024, emiten sawit milik Grup Astra ini diproyeksikan menghadapi berbagai tantangan strategis di tahun 2025. Apakah saham AALI masih layak dikoleksi? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Melihat Kinerja Keuangan 2024, Cukup Stabil dan Tumbuh Positif

Tahun 2024 menjadi masa yang cukup positif bagi AALI. Perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,14 triliun, meningkat 8,67% dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka Rp 1,05 triliun. Pertumbuhan ini tidak lepas dari kenaikan pendapatan bersih yang mencapai Rp 21,81 triliun, naik 5,15% secara tahunan (year-on-year).

Segmen minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya menjadi penopang utama pendapatan, menyumbang lebih dari Rp 20 triliun dari total pendapatan. Segmen inti sawit dan lainnya menyumbang sisanya, masing-masing sebesar Rp 1,62 triliun dan Rp 11,36 miliar.

Selain itu, harga jual rata-rata (average selling price/ASP) CPO AALI juga mengalami peningkatan hingga 15,6% secara tahunan, berada di kisaran Rp 12.883 per kilogram, yang turut mendorong kinerja top-line dan bottom-line perusahaan.

Strategi Dividen Yang Konsisten dan Menarik

Dari hasil kinerja yang solid di tahun lalu, AALI tetap menjaga konsistensinya dalam memberikan keuntungan kepada pemegang saham. Total dividen tunai yang dibagikan sebesar Rp 268 per saham, terdiri dari Rp 84 per saham dividen interim yang telah dibayarkan pada Oktober 2024 dan Rp 184 per saham dividen final yang dijadwalkan cair pada 28 Mei 2025.

Kebijakan ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap shareholder value dan bisa menjadi daya tarik tambahan bagi investor yang mengincar dividen dalam portofolio jangka menengah hingga panjang.

Fondasi Pertumbuhan Jangka Panjang

Menghadapi 2025, AALI telah menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,4 hingga Rp 1,5 triliun. Fokus utama capex tahun ini adalah kegiatan replanting atau peremajaan tanaman kelapa sawit, yang ditargetkan mencakup sekitar 4.000–5.000 hektare per tahun.

Langkah ini bukan sekadar strategi perawatan lahan, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas kebun. Hingga akhir 2024, tercatat AALI telah meremajakan sekitar 5.052 hektare dari total lahan tertanam seluas 284.800 hektare.

Presiden Direktur AALI, Djap Tet Fa, menegaskan bahwa replanting adalah komitmen jangka panjang perusahaan demi keberlanjutan produksi dan kualitas output.

Akuisisi Lahan Menjadi Salah Satu Potensi Ekspansi Tanpa Deforestasi

Selain fokus pada optimalisasi lahan yang ada, AALI juga membuka peluang untuk akuisisi lahan baru. Namun, perusahaan menegaskan bahwa strategi ini tidak akan dilakukan dengan cara deforestasi hutan, sejalan dengan komitmen keberlanjutan lingkungan.

Akuisisi hanya akan dilakukan jika terdapat kesesuaian strategis dan sinergi operasional dengan wilayah usaha AALI saat ini. Ini menunjukkan bahwa ekspansi AALI tetap mempertimbangkan aspek tanggung jawab sosial dan keberlanjutan.

Masuknya AALI dalam Daftar Satgas PKH

Salah satu tantangan signifikan yang membayangi prospek saham AALI pada 2025 adalah masuknya perusahaan dan anak-anak usahanya dalam daftar Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) yang tertuang dalam SK Menteri Kehutanan No. 36 Tahun 2025.

Beberapa entitas anak AALI, seperti PT Ekadura Indonesia dan PT Sari Lembah Subur di Riau, serta PT Surya Indah Nusantara Pagi di Kalimantan Tengah, tercatat memiliki lahan produksi yang masih berstatus proses perizinan atau bahkan ditolak.

Situasi ini memunculkan potensi gangguan produksi dan peningkatan biaya operasional, termasuk risiko denda atau sanksi. Hal ini dinilai oleh para analis sebagai sentimen negatif yang bisa menekan performa saham jika tidak ditangani secara strategis.

Permintaan CPO dari Program B40-B50

Meski tantangan domestik cukup berat, permintaan terhadap CPO dari sektor energi menjadi harapan utama bagi kinerja AALI. Pemerintah masih melanjutkan komitmen terhadap program B40 dan B50, yang diyakini bisa menyerap pasokan sawit dalam jumlah besar.

Stabilnya permintaan dari dalam negeri ini diharapkan mampu menjaga arus kas dan pendapatan AALI tetap tumbuh, meskipun produksi berpotensi mengalami tekanan dari sisi kebijakan lingkungan dan tata guna lahan.

Analisis Analis, Rekomendasi dan Target Harga

Beberapa analis pasar modal memberikan pandangan positif terhadap saham AALI, meskipun tetap mewaspadai tantangan regulasi dari Mirae Asset Sekuritas menyoroti potensi dukungan dari program B40-B50 namun mengingatkan volatilitas harga CPO dan tekanan dari regulasi Satgas PKH.

Stabilitas Produksi Jadi Kunci

Satu poin penting yang kerap luput dari perhatian adalah bagaimana AALI menjaga kestabilan operasional dan produksi di tengah ketidakpastian regulasi dan cuaca. Dengan pengelolaan lahan yang luas dan tersebar di beberapa wilayah strategis, tantangan alam seperti El Niño, banjir, atau kekeringan bisa berdampak langsung terhadap output panen.

Kapasitas manajemen risiko AALI, mulai dari diversifikasi wilayah tanam hingga efisiensi operasional, menjadi aspek penting untuk menjaga keberlangsungan bisnis dan nilai saham di pasar.


Pakai M-STOCK untuk Kemudahan Investasi Saham Anda

Dengan M-STOCK by Mirae Asset, investasi saham menjadi lebih mudah dan terjangkau untuk semua orang! Aplikasi kami dirancang untuk membantu Anda mengelola portofolio saham dengan cepat dan efisien. Dapatkan akses real-time ke data pasar, analisis mendalam, dan berbagai fitur canggih yang akan memandu keputusan investasi Anda. Klik gambar di bawah untuk download aplikasinya.

Lakukan Riset Saham Secara Mendalam dan Efektif

Sebelum Anda investasi saham, maka penting untuk Anda melakukan riset terkait saham yang hendak Anda invest. Untuk memudahkan riset Anda bisa menggunakan fitur riset saham dari fima.co.id yang merupakan bagian dari Mirae Asset. Klik gambar di bawah ini untuk melakukan riset sekarang juga.


Penutup

Melihat keseluruhan data dan perkembangan terkini, prospek saham AALI pada 2025 masih memiliki ruang untuk tumbuh, namun dibayangi risiko regulasi dan ketidakpastian produksi. Strategi perusahaan dalam menjaga kesinambungan usaha, memperkuat keberlanjutan, serta ekspansi selektif tanpa deforestasi menjadi nilai tambah di mata investor jangka panjang.

Namun bagi investor jangka pendek, perlu kecermatan membaca pergerakan pasar dan kebijakan pemerintah. Jika harga CPO tetap stabil dan isu regulasi dapat terselesaikan, bukan tidak mungkin saham AALI bisa menembus target harga yang telah diprediksi para analis.


Sumber gambar dan data: kontan.com


Leave a Comment

FIMA Stock Pick