Strategi Investasi Reksa Dana 2025 di Tengah Geopolitik & Perang Dagang

Ditulis oleh: Novani Karina Saputri – Research Analyst

Ketidakpastian global yang dimulai sejak awal tahun 2025 tidak dapat dilepaskan dari memanasnya tensi geopolitik dan meningkatnya rivalitas dagang antarnegara, yang dalam beberapa bulan terakhir menjadi katalis utama volatilitas pasar keuangan.

Pemicu utama dari dinamika ini adalah kebijakan ekonomi pasca keterpilihan kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat dalam Pemilu November 2024. Respon pasar terhadap kemenangan tersebut cukup bergejolak, dengan volatilitas meningkat sejak akhir 2024 dan berlanjut ke kuartal pertama 2025.

Trump kembali mengusung pendekatan ekonomi yang pro-pasar namun proteksionis secara global, dengan fokus pada pemangkasan pajak korporasi serta pengetatan neraca perdagangan sebagai upaya untuk mengurangi defisit fiskal AS. Strategi ini mendorong pemerintah AS untuk kembali menggunakan instrumen tarif sebagai alat negosiasi dagang, yang kali ini diterapkan terhadap sejumlah negara yang dianggap berkontribusi signifikan terhadap defisit perdagangan AS, termasuk Indonesia.

Kebijakan Tarif AS dan Koreksi IHSG

Sumber: cnbc

Salah satu momen krusial terjadi pada 2 April 2025, bertepatan dengan peringatan Liberation Day di AS, di mana Trump mengumumkan kebijakan tambahan tarif impor kepada beberapa negara mitra dagang strategis. Kebijakan ini sontak memicu kepanikan di pasar, termasuk pasar domestik Indonesia yang baru kembali dari libur panjang Lebaran.

IHSG mengalami koreksi tajam akibat reaksi investor terhadap ketidakpastian prospek ekspor nasional dan kekhawatiran terhadap potensi penurunan aliran modal asing. Meskipun AS kemudian menunda implementasi tarif untuk sejumlah negara dengan membuka ruang negosiasi, ketidakpastian tetap mendominasi sentimen pasar, mendorong investor global untuk bersikap wait and see.

Di sisi lain, lembaga internasional seperti IMF dan World Bank merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global, memperkuat kekhawatiran investor akan perlambatan ekonomi yang bersifat sistemik. Dampak dari tekanan tersebut semakin terasa ketika AS dan Tiongkok kembali terlibat dalam aksi saling balas tarif secara agresif, yang pada akhirnya memaksa kedua negara menempuh kesepakatan tarif demi menghindari kerusakan ekonomi lebih lanjut.



Sensitivitas Pasar terhadap Ketegangan Global

Volatilitas tinggi dan pergerakan pasar yang tidak terarah menjadi refleksi dari rapuhnya kepercayaan investor global terhadap stabilitas jangka pendek. Dalam konteks ini, semakin terlihat bahwa investor tidak hanya sensitif terhadap kondisi fundamental domestik, namun juga sangat rentan terhadap dinamika eksternal, terutama isu-isu global yang berkaitan dengan geopolitik dan arsitektur perdagangan internasional.

Keterlibatan Indonesia dalam rantai pasok global menjadikan pasar domestik tidak kebal terhadap tekanan eksternal. Alhasil, strategi investasi yang tepat menjadi krusial bagi investor, terutama dalam menyusun alokasi aset yang adaptif terhadap shock baik dari global maupun domestik sendiri.

Reksa Dana sebagai Solusi Investasi di Tengah Ketidakpastian

Rekomendasi Reksa Dana Pasar Uang Terbaik
Sumber: Pasardana.id

Dalam situasi dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi ini, diperlukan pendekatan investasi yang mengedepankan prinsip kehati-hatian serta perlindungan nilai. Salah satu instrumen yang relevan adalah reksa dana, mengingat fleksibilitas dan diversifikasi yang ditawarkannya.

Reksa dana memungkinkan investor untuk mengurangi risiko spesifik, menyebar eksposur ke berbagai sektor dan instrumen, serta dikelola oleh manajer investasi yang memiliki kapabilitas dalam membaca arah pasar.

Namun demikian, strategi dalam memilih dan menyesuaikan portofolio reksa dana harus dilakukan secara selektif, dengan mempertimbangkan sensitivitas sektor terhadap dinamika global, kestabilan manajer investasi, serta prospek imbal hasil yang realistis dalam jangka menengah-panjang.

Dalam konteks geopolitik dan perang dagang yang semakin dinamis dan tidak terprediksi, reksa dana dapat menjadi solusi strategis untuk menjaga keseimbangan antara risiko dan potensi keuntungan.

Lanskap Global: Ketegangan yang Mempengaruhi Arah Pasar

Situasi geopolitik dan dinamika perdagangan global saat ini menjadi faktor eksternal utama yang memengaruhi arah pergerakan pasar keuangan. Ketegangan yang berlangsung di berbagai kawasan dunia serta kebijakan proteksionis antarnegara menciptakan tekanan signifikan terhadap stabilitas ekonomi dan sentimen investor secara global, di antaranya:

Ketegangan Geopolitik

Konflik Rusia-Ukraina yang belum mereda, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, serta potensi konflik di kawasan Asia-Pasifik (misalnya Taiwan) telah menimbulkan volatilitas harga komoditas, gangguan pasokan energi, dan ketidakpastian investasi global.

Perang Dagang dan Fragmentasi Rantai Pasok

AS dan Tiongkok masih terlibat dalam tarik-ulur kebijakan tarif dan teknologi, yang berdampak pada dinamika perdagangan global. Munculnya kebijakan reshoring dan friend-shoring membuat biaya produksi meningkat dan memperbesar risiko inflasi jangka panjang.



Dampak terhadap Pasar Keuangan

apa itu obligasi

Ketegangan geopolitik dan konflik dagang berdampak langsung pada perilaku investor serta arah pergerakan aset global. Respons pasar terhadap risiko eksternal tercermin dalam fluktuasi tajam pada saham dan obligasi, yang menunjukkan perlunya strategi alokasi aset yang adaptif dan defensif. Beberapa dampaknya:

Pasar Saham

Ketegangan global biasanya mendorong investor berpindah ke aset aman (flight to safety), menekan pasar saham di negara berkembang. Sektor-sektor defensif cenderung berkinerja lebih stabil dibandingkan sektor siklikal.

Pasar Obligasi

Yield obligasi negara maju bisa turun karena permintaan tinggi terhadap aset aman, tetapi di negara berkembang yield bisa naik karena risiko premium meningkat. Di sisi lain, penurunan suku bunga oleh bank sentral sebagai respons terhadap gejolak bisa menjadi katalis positif bagi pasar obligasi domestik.

Strategi Investasi Reksa Dana yang Adaptif

Sumber: Thidiweb

Dalam menghadapi kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, investor perlu menerapkan strategi investasi reksa dana yang fleksibel dan responsif. Pendekatan ini mencakup diversifikasi aset, pemilihan sektor defensif, serta pemanfaatan peluang dari pergerakan suku bunga dan harga komoditas. Beberapa strategi yang bisa ditearpkan:

Diversifikasi Lintas Kelas Aset

Menggabungkan reksa dana saham, pendapatan tetap, dan pasar uang dapat mengurangi volatilitas portofolio. Di tengah ketidakpastian, porsi reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang sebaiknya ditingkatkan untuk menjaga likuiditas dan stabilitas nilai aset.



Pilih Reksa Dana Saham dengan Strategi Defensif

Fokus pada reksa dana yang mengalokasikan portofolio pada saham-saham sektor konsumsi primer, utilitas, dan kesehatan. Manajer investasi yang aktif dan berpengalaman dalam pengelolaan risiko geopolitik lebih disarankan.

Manfaatkan Peluang dari Obligasi Pemerintah

Reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi negara (terutama tenor menengah-panjang) bisa menjadi alternatif menarik ketika bank sentral mulai melonggarkan kebijakan moneternya. Risiko kredit lebih rendah dan potensi capital gain meningkat saat suku bunga menurun.

Posisi Taktikal di Komoditas dan Emas

Beberapa reksa dana berbasis saham atau obligasi mungkin memiliki eksposur terhadap sektor energi dan tambang. Di tengah ketegangan geopolitik, harga komoditas seperti emas dan minyak sering naik, memberikan potensi lindung nilai terhadap inflasi dan volatilitas.

Rekomendasi Praktis untuk Investor

Untuk menghadapi ketidakpastian global, investor perlu melakukan penyesuaian strategi secara proaktif. Rekomendasi berikut membantu menjaga portofolio tetap sejalan dengan profil risiko, kondisi pasar terkini, serta peluang imbal hasil yang realistis dalam jangka menengah hingga panjang. Nah, beberapa rekomendasi yang bisa Anda terapkan yaitu:

  • Evaluasi Ulang Profil Risiko: Pastikan alokasi reksa dana sejalan dengan toleransi risiko yang mungkin berubah saat kondisi global tidak pasti.
  • Pilih Manajer Investasi dengan Rekam Jejak Konsisten: Manajer investasi yang mampu menjaga kinerja positif di tengah krisis geopolitik sebelumnya menjadi pilihan utama.
  • Hindari Eksposur Terlalu Besar ke Negara atau Sektor Berisiko Tinggi: Misalnya, reksa dana global yang terlalu banyak berinvestasi di kawasan konflik atau sektor ekspor-impor sangat terdampak oleh perang dagang.
  • Lakukan Rebalancing Berkala: Penyesuaian portofolio secara berkala penting untuk menjaga komposisi aset tetap sesuai dengan kondisi pasar terkini.

Ingin Investasi Reksa Dana dengan Mudah?

Gunakan aplikasi Navi dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang akan memudahkan Anda untuk melakukan investasi reksa dana dengan cepat dan mudah. Klik gambar berikut untuk mendownloadnya sekarang.


Penutup

Ketidakpastian geopolitik dan perang dagang akan terus menjadi faktor eksternal yang sulit diprediksi. Namun, dengan pendekatan investasi reksa dana yang terdiversifikasi, defensif, dan responsif terhadap perubahan makro, investor tetap bisa memperoleh imbal hasil optimal dalam jangka panjang.

Di masa seperti ini, prinsip utama yang perlu dijaga adalah kehati-hatian, disiplin, dan fleksibilitas dalam mengelola portofolio. Semoga tulisan ini bermanfaat ya.

Leave a Comment

FIMA Stock Pick